Tanggal 13 Juli 2017, ibu-ibu penyintas tragedi 1965 yang tergabung dalam kelompok Kiprah Perempuan Yogyakarta, sebagai Teater Tamara, mementaskan pertunjukan dramatic reading partisipatif bertajuk "Gejolak Makam Keramat". Naskah pementasan tersebut didasarkan pada naskah "Leng" oleh mendiang Bambang Widoyo Sp dari Teater Gapit, Solo. Poster acara tersebut digambar oleh Leo Mulyono, seorang penyintas di Yogyakarta juga.

Pada malam tersebut, terdapat meja khusus di mana penonton dapat menyablonkan kaos atau tas dengan gambar poster tersebut. Untuk penggalangan dana Jaga-jaga, mulai November ini, Madjoe dan Kiprah Perempuan Yk membuka kesempatan preorder kaos tersebut pula.

Program Jaga-Jaga memberikan dukungan bagi para penyintas kekerasan masa lalu yang semakin menua dari hari ke hari. Terbatasnya akses terhadap layanan kesehatan khusus untuk lansia membuat banyak penyintas sulit memenuhi kebutuhannya di kala sakit atau kondisi darurat.

–––

On 13 July 2017, women survivors of the 1965 killings and torture tragedy in Indonesia comprised in Kiprah Perempuan Yogyakarta, as Teater Tamara, performed a participative dramatic reading performance entitled "Gejolak Makam Keramat". The script of the performance was adapted from "Leng" by the late Bambang Widoyo Sp of Teater Gapit. The poster of the event was drawn by Leo Mulyono, a survivor of the tragedy as well.

That night, audience members were invited to bring blank t-shirts or tote bags to be silkscreened with the design of this poster. For the fundraising of Jaga-jaga, starting this November, Madjoe and Kiprah Perempuan Yk invites more supporters to purchase these t-shirts (and tote bags) by preorder.

Jaga-jaga is a fundraising project to fund health costs for these elderly women survivors. Limited access to special health services for the elderly makes it difficult for many survivors to receive adequate health treatment in times of illness or emergency conditions.